Anisa,Ratna,dan Dewi ketiganya merupakan teman bermain sejak kecil. Bahkan ketiganya selalu bersekolah di sekolah yang sama. Hari hari sering mereka lalui bersama sama bahkan hubungan mereka bertiga dengan masing masing dari orang tua ketiganya juga akrab seperti orang tua mereka sendiri.
Suatu hari Anisa tidak masuk ke sekolah, Ratna Dan Dewi pun ingin jam sekolah segera usai jadi mereka bisa segera menjenguk Anisa yang sedang sakit. Bel tanda pulang sekolah pun sudah berbunyi Ratna dan Dewi tidak sabar untuk segera meluncur ke rumah Anisa.
Sampai rumah Anisa mereka menjumpai Ibunya Anisa tampak sedih,
" Ada apa tante? Anisa baik2 saja kan?" teriak Ratna Dan Dewi hampir bersamaan.
" Oh iya...iya Anisa ada di kamar ko,langsung saja masuk kesana."
Tampaknya Ratna Dan Dewi masih penasaran dengan apa yang sebenarnya terjadi.
Segera mereka menuju kamar Anisa,Dan membuka pintu kamarnya,tampak Anisa sedang tiduran lalu keduanya mendekati nya.
"gimana udah baikan kamu Nis?"Ratna berkata kepada Anisa.
" Masih harus istirahat nie... Eh kalian sudah makan belum? Kalo belum sana makan dulu. Ibuku sudah masak." kata Anisa tetap dengan pembawaannya yang selalu ceria.
" Nis sebenarnya tidak ada yang serius dengan sakit kamu kan? Aku tadi lihat Ibu kamu terlihat sedih." Ratna menatap Anisa serius.
" Iya Nis masa kamu mau menyembunyikan sesuatu Dari kita? " tambah Dewi.
Anisa menghela nafas panjang, tiba tiba ada butiran air mata yang keluar
"Ratna,Dewi menurutku diagnosa dokter aku menderita kanker Dan untuk pengobatannya aku harus kemoterapi."
Tampak Ratna Dan Dewi shock mendengar kata kata yang terlontar Dari mulut Anisa. Tapi mereka berusaha menyemangati Anisa
" Nis Tuhan menciptakan penyakit pasti juga menciptakan obatnya jadi kamu harus semangat berobat agar kamu cepat sembuh ya!"
" Terima kasih,iya apalagi Ada kalian gini aku jadi ingin cepat sembuh dan kita melakukan semuanya sama sama....."
Lalu datanglah Ibu Anisa ke kamar membawakan minuman Dan kue buat Ratna Dan Dewi.
" Pasti kalian belum makan,ayo di makan dulu kuenya,nanti kalau mau makan ambil saja di belakang." Ibu Anisa pun meninggalkan kami bertiga dalam kamar.
" Oya aku Akan memulai kemoterapi minggu depan karena kata dokter semakin cepat pengobatannya semakin baik. Dan aku berencana untuk memotong botak rambutku sebelum mulai kemoterapi."
" Apa Nis? Kamu mau menggunduli rambut panjangmu? Apa ga sayang?"
" tidak apa apalah.... Rambut kan bisa tubuh lagi yang penting aq bisa segera sembuh. Kata dokter soalnya efek Dari pengobatannya rambutku akan rontok jadi sekalian saja aku potong botak sebelumnya."
" Iya sih Nis,oke pokoknya tetap semangat ya,yakin lah kamu akan segera sembuh." Ucap Dewi sambil menyambar sepotong kue di piring yang di bawa ibunya Anisa tadi.
" Oya besok kalian datang ya ,temani aku saat tukang cukur langganan ayahku akan memotong rambutku."
Lalu ketiganya terlibat dalam percakapan yang seru hingga sore hari. Tampaknya Anisa sangat terhibur dengan kedatangan kedua sahabatnya itu.
Esoknya karena hari Minggu jadi Ratna dan Dewi sudah sampai rumah Anisa sekitar pukul 9. Mereka sudah berjanji kepada Anisa untuk menemani saat tukang cukur langganan ayah Anisa akan menggunduli rambutnya. Tampak ayah Dan Ibu Anisa sedang duduk di ruang tengah ketika Ratna Dan Dewi sampai kerumah Anisa.
" Selamat pagi Om,Tante...."
" eh... Ayo masuk aja Itu sepertinya Anisa sudah menunggu kalian."
Keduanya bergegas ke kamar Anisa Dan mereka melihat Anisa sedang di depan cermin sambil menyisiri rambutnya,mungkin dia semacam ingin mengucapkan Salam perpisahan kepada rambut sepunggungnya yang selalu dia rawat keindahannya. Kemudian Ratna mengambil sisir Dari tangan Anisa dan dia sisir rambut sahabatnya itu.
" Yang sabar ya Nis,semuanya pasti segera berlalu Dan kamu Akan kembali sehat lagi."
Sekitar Satu jam sudah mereka bertiga di dalam kamar sampai kemudian......
Ibu Anisa datang ke kamar Dan memberitahukan kalau pak Didi,tukang cukur Langganan ayahnya sudah datang. Segera Anisa mengajak Ratna Dan Dewi untuk keluar kamar Dan menuju ruang tengah. Sampai di ruang tengah tampak ayah Anisa sedang berbincang dengan pak Didi. Setelah melihat kedatangan Anisa mereka pun menghentikan pembicaraannya Dan Pak Didi segera mengeluarkan peralatannya. Anisa dengan ditemani kedua sahabatnya itu segera menduduki kursi yang sudah dipersiapkan. Lalu segera saja pak Didi mengambil cape potongnya di tutup lah badan Anisa dengan kain putih itu lalu ditarik ke belakang dan ditahan dengan jepitan jemuran.
Ibu Anisa tak kuasa melihat pemandangan itu. Dan ayahnya berusaha menenangkannya.
Anisa minta rambutnya di ikat saja biar nanti dia bisa menyimpan potongan rambutnya. Lalu Dewi membantu mengikatnya tampak Anisa tetaap terlihat tegar sampai kemudian terdengar bunyi klik lalu diikuti dengungan mesin clipper pun mulai mendarat di tengkuk Anisa lalu tangan pak Didi mulai mendorongnya sedikit Demi sedikit mulai terlihat kulit kepala Anisa,tapi rambutnya tidak berjatuhan karena tertahan oleh ikatan itu. Kemudian clipper berpindah ke bagian samping berjalan keatas Dan semakin ke atas lalu berlanjut ke sisi lainnya. Terakhir pak Didi mendaratkan clipper itu di harus rambut bagian depan kepala lalu mendorongnya ke belakang menghabiskan sisa sisa rambut yang masih menempel di kepala hingga ikatan rambut itu akhirnya terlepas Dari kepala Anisa.
Tanpa disadari ternyata pipi Anisa sudah basah oleh air mata lalu Ratna pun mengambil kan tissu untuk Anisa. Dan pak Didi pun lalu kembali mengulang ulang men jalankan clippernya ke seluruh bagian untuk merapikan potongannya biar tidak Ada yang lebih panjang. Lalu selesailah..... Dengan sikat rambut pak Didi bersihkan leher Anisa Dari potongan rambut yang jatuh dan menempel di leher nya. Lalu cape pun di buka Dan kini tampak sekali perbedaan penampilan Anisa dengan rambut botaknya..... Dan Anisa pun bersiap untuk menjalani pengobatannya.
Cerita ini hanya fiktif belaka, cukup dibaca saja dan dinikmati,trm ksh
mengobat rambut rontok memang tidak mudah namun pasti ada solusinya
BalasHapussikiş
BalasHapusporno
porno