Semenjak di tinggal ayahnya meninggal 2 tahun yang lalu Ana kini hanya hidup berdua dengan Ibunya. Sejak itu pula semua kebutuhan hidup harus mereka usahakan sendiri. Bu Siti, ibu Ana berjualan makanan di warung dekat sekolah,sedangkan Ana bekerja di sebuah toko pakaian. Hasil kerja keduanya juga hanya bisa untuk mencukupi kebutuhan mereka sehari-hari,bahkan kadang kadang malah tidak cukup. Untuk mengangsur pinjaman modal buat jualan bahkan beberapa kali Bu Siti harus menunggak karena jualannya tidak sesuai target. Pernah Ana menanyakan kepada Ibunya masih berapa hutang Ibu ke bank. Dan masih ada 1 juta hutang Bu Siti ke Bank.
Dalam hati Ana berpikir seandainya saja gajinya besar dia ingin sekali melunasi hutang Ibunya,tapi apalah daya... Lalu Ana pun menceritakan masalah ini ke teman akrabnya,Boy. Dia meminta tolong Boy siapa tahu ada satu pekerjaan yang dia bisa dapat banyak uang sehingga dapat untuk melunasi hutang Ibunya.
ternyata Boy punya solusinya......."Gini Na tapi kalo kamu mau sie, aku kan mencari model buat video potong rambut dan honornya lumayan gedhe lho. kalau hanya untuk melunasi hutang Ibu kamu cukup bahkan masih ada sisa. Hanya ini masalahnya nanti rambut kamu akan di potong gundul kira kira kamu keberatan ga?" Gadis berkulit kuning langsat dan berkerudung yang sebelumnya berseri tiba tiba shock tak bisa berkata kata." Ko malah bengong Na?" tanya Boy."Ouw... harus dipotong gundul ya? ga bisa model lain? Aduh bingung aku Boy." Lalu Boy pun menjelaskan bisa model selain gundul tapi honornya kecil tidak cukup untuk membayar hutang Ibunya Ana. Ana pun minta waktu ke Boy untuk berpikir......." Baiklah Ana,maaf ya hanya dengan cara ini aku bisa membantu kamu."
"ga pa pa Boy aku malah yang terima kasih kamu sudah mau mendengarkan ceritaku bahkan menawarkan solusinya juga. cuma aku minta waktu untuk berpikir ya Boy."
Beberapa hari kemudian........
Ana menemui Boy di rumahnya." Boy aku bersedia jadi model video potong rambut . Jangankan hanya rambut yang nanti bisa tumbuh lagi,apapun akan kurelakan untuk bisa membahagiakan orang yang telah melahirkanku ke dunia ini. Lagian aku juga berhijab jadi orang juga tidak akan tahu kalo kepalaku tidak ada rambutnya ,hehe...." lalu Boy pun merencanakan waktu eksekusinya. mereka mendiskusikannya mencari waktu libur kerja keduanya.
Minggu pagi dua minggu kemudian......
Dengan motornya Boy menjemput Ana di rumahnya. setelah berpamitan dengan Ibunya Ana keduanya lalu berangkat ke tempat eksekusi yang telah mereka rencanakan. Boy menyewa sebuah barbershop tua di pinggiran kota yang jauh dari keramaian. sekitar 30 menit perjalanan mereka pun sampai ke tempat tujuan. seorang Ibu sudah agak tua menyambut dan mempersilakan mereka masuk."Nak Boy tadi Bapak sudah pesan silakan gunakan saja tempat pangkas ini tapi maaf Bapak tidak bisa menunggui karena harus melayat keluar kota rombongan dengan warga."
" Oya bu tidak apa apa<kalau begitu baiklah bu saya akan mempersiapkan alat alatnya dulu..." jawab Boy sambil mengeluarkan peralatan rekam videonya.Boy pun segera memasang kamera dan terlihat kegelisahan Ana yang berharap cemas akan nasib rambutnya. lalu istri tukang pangkas itu masuk ke dalam rumah karena ada banyak pekerjaan yang masih harus di selesaikan. Boy dan Anapun hanya berduaan saja di barbershop tua itu. Boy pun sudah selesai memasang peralatan videonya lalu menyuruh Ana untuk duduk di kursi pangkas dari kayu itu. Begitu berat kaki Ana rasanya untuk bejalan menuju kursi pangkas tapi semuanya sudah dia niatkan....Ana pun mencapai kursi itu lalu mendudukinya." Boy sebenarnya berat bagiku harus memperlihatkan auratku kepada orang yang bukan muhrimku,tapi Bismillah semua kuniatkan buat kebahagiaan Ibuku." Ana pun mulai membuka kerudungnya dengan rambut yang dia gelung di dalamnya,lalu gelungan pun dilepaskan dan....terlihat rambut panjang Ana yang hampir menyentuh pantatnya. sebenarnya Boy sudah mengetahui dari waktu Boy ambil Foto Ana untuk dikirim kepada pemesan video sebelum video dibuat.
Boy pun segera menyisir rambut Ana," maaf ya Na..." kata Boy sambil terus menyisir rambut Ana. Ana sendiri hanya diam dalam kepasrahan atas pilihan yang telah dia ambil. lalu Boy mengikat rambut Ana,panjang ekor kudanya mungkin sekitar 60cm an. Lalu Boy mengambil cape putih yang warnanya sudah agak lusuh dari gantungan baju yang terpasang di barbershop itu,lalu membalutkannya ke tubuh Ana.
" Kamu sudah siap Ana?" tanya Boy setelah memastikan semua peralatan videonya ON dan siap merekam semua moment. kini gunting pun sudah di tangan kanan Boy. sambil menghela nafas Ana pun menganggukkan kepalanya. segera Boy memulai memotong ponitail rambut Ana,snip...snip..snip... sedikit demi sedikit ponitail itu mulai terpotong hingga akhirnya terlepaslah seluruh ponitail itu dari keoala Ana sambil butiran butiran air mata mengalir di pipi Ana hingga mambuat Boy menyerahkan sapu tangannya untuk menghapus air mata Ana. Boy lalu mengabadikan gambar saat ana berpose dengan ponitail sendiri dalam genggaman tangannya.Ana pun tetap tersenyum walau matanya terlihat agak sembab dan yang pasti kesedihannya juga terlihat jelas di wajahnya.
setelah itu proses berlanjut. Boy mulai menyendok rambut Ana lalu dipotongnya tampak sekali rambut ana mulai berjatuhan. Boy tidak langsung memotong gundul rambut sahabatnya itu tapi akan dia nikmati proses guntingnya dulu,berlagak seperti seorang barber yang memangkas rambut lakilaki tanpa ada penarikan dengan tangan tapi bermain sisir dan gunting saja. makin banyak saja bagian rambut Ana yang terpotong lalu terbentuklah model rambut pendek seperti cowok. Ana pun kini tampaknya sudah merasa lebih tenang dan bisa menguasai keadaan.
Lalu Boy pun meletakkan sisir dan guntingnya untuk kemudia mengambil sebuah hand clipper,ternyata di barbershop itu belum ada clipper listrik jadilah cukurnya pakai hand clipper/clipper manual. tangan kiri Boy memegang kepala Ana setelah Boy meminta ijin sebelumnya dan clipper di tangannya mulai berjalan dari arah depan menuju puncak rambut,berlanjut ke bagian sampingnya lalu terakhir belakang kepalanya dari tengkuk yang sepertinya membuat Ana sedikit menggelinjang kegelian... hehe. akhirnya hand clipper itu selesai bekerja dengan menyisakan hnya sekitar 0,2mm rambut di kepala Ana.
terakhir Boy oleskan cream ke seluruh bagian yang baru saja di hand clipper setelah itu Boy ambil pisau cukur baru yang dia beli sendiri. segera Boy mengerik kepala Ana untuk membuat tak satupun rambut yang tersisa di kepalanya hingga terlihat sangat licin dan mengkilap. tak sampai 15 menit kemudian kepala Ana sudah benar benar licin dan mengkilap. Boy pun mengambil bedak dan sikat rambut untuk membersihkan potongan rambut yang menempel di tubuh Ana waktu proses pangkas rambut tadi. Terlihat gunungan rambut di lantai bawah kursi pangkas itu. " sudah selesai Na." kata Boy sambil melepas cape lusuh warna putih itu dari tubuh Ana.... agak lama Ana mematut diri di depan cermin sebelum kemudian beranjak dari kursi pangkas itu lalu segera memakai kerudungnya sebelum ada orang selain Boy melihat auratnya. Boy pun mulai merapikan alat alat yang dia pakai buat menggunduli rambut Ana sekalian menyapu rambut yang berjatuhan ke lantai lalu di masukkannya ke tempat sampah di pojok barbershop tua itu. setelah itu dia matikan peralatan videonya dan mengecek hasilnya lalu memasukkannya ke dalam tas setelah nya.
Boy menyerahkan sebuah amplop berisi uang honor sebagai model kepada Ana. Ana tampak senang menerimanya dan tidak sabar untuk memberikan kejutan kepada Ibunya. Boy dan Ana pun lalu berpamitan kepada istri pemilik barbershop itu. dan mereka pun segera meninggalkan barbershop tua itu untuk pulang ke rumah.
sampai di rumah Ana pun menceritakan semua kepada Ibunya dan memohon maaf sebelumnya. pertama kali mendengar Bu Siti marah&kecewa kepada Ana.
" Sekali lagi maaf ya bu,hanya dengan ini Ana bisa sedikit meringankan beban Ibu. dan ini tanda cinta dan kasih Ana kepada Ibu. Ana belum bisa memberi yang lebih dari ini." ucap Ana lirih sambil menyerahkan amplop berisi uang itu ke ibunya. Ibu Ana pun hanya bisa menangis lalu memeluk anak kesayangannya itu.
"Selamat hari Ibu ya Bu, Ana sangat sayang kepada Ibu...."kata Ana kemudian sambil mencium Ibunya.......
Tidak ada komentar:
Posting Komentar