Tersebutlah di sebuah Kota terdapat perusahaan yang bergerak di bidang kerajinan. Perusahaan itu sudah cukup besar dengan ratusan karyawan di dalamnya. Suatu ketika terjadilah peristiwa yang membuat pemilik perusahaan itu sangat marah. Terjadi kebocoran di bagian keuangan yang tidak dapat dilacak. Akhirnya pemilik perusahaan itu memanggil 5 orang karyawan yang me ngurusi bagian keuangan ke dalam ruangannya.
"Kalian pasti tahu alasannya kenapa kalian saya panggil ke sini. Peristiwa ini adalah tanggung jawab kalian bagian keuangan." bagian keuangan yang terdiri Dari 4wanita Dan 1 lelaki ini pun hanya terdiam.
" Sudah kuberikan waktu untuk menyelesaikan ini tapi sampai sekarang belum ada hasilnya. Tapi kebijaksanaan dari perusahaan tidak akan membawa permasalahan ini ke polisi. Hanya akan ada hukuman yang akan saya berikan akibat Dari kelalaian ini. Silakan kalian masuk ke ruang meeting untuk menerima hukuman kalian."
Lalu kelimanya berjalan keluar dari ruangan direksi untuk menuju ruang meeting sambil berharap harap cemas akan hukuman yang akan diberikan. Tampak dua orang laki-laki sudah berada di sana Dan yang jelas dia bukan karyawan perusahaan ini karena kelima orang bagian keuangan itu tidak ada satu pun yang mengenalnya. Terlihat juga ada 3 orang satpam berjaga di pintu ruang meeting lalu sang pemilik perusahaan juga memasuki ruangan itu.
" Ok permasalahan ini tidak perlu saya bawa ke meja hukum,tapi ini peringatan keras buat kalian jika sampai terjadi maka saya akan selesaikan secara hukum. Baiklah karena ini termasuk kesalahan fatal maka hukuman yang akan saya berikan semoga akan selalu jadi ingatan yang tak pernah lekang di hidup kalian. Untuk yang pertama silakan Susi dan Dewi duduk di kursi ini." kata pemilik itu memerintahkan karyawannya yang bernama Susi Dan Dewi untuk duduk di kursi yang berada di depan kedua lelaki yang tidak mereka kenal.
Oh my God!!! Baru mereka sadar ternyata kedua orang itu adalah tukang cukur.
" jangan pak! Jangan potong rambut saya pak,lebih baik kita Akan mengganti uang itu tapi jangan kami di hukum dengan cara seperti ini!"iba keempat karyawan wanita itu kepada pemilik perusahaan.
" tidak bisa! Bukan permasalahan berapa uang yang hilang tapi aku menginginkan karyawan yang menjunjung tinggi kejujuran. Kalian tetap harus melaksanakan hukuman ini."
Susi Dan Dewi yang pertama di suruh melaksanakan hukuman pun berontak sambil menangis lalu 2 Dari 3 satpam di ruangan itu pun diperintah pemilik perusahaan untuk memegangi Susi dan Dewi. Lalu tukang cukur itu segera bekerja,mereka kenakan cape potong warna pink itu ke Dewi dan Susi lalu dijepit dengan jepitan jemuran. Ternyata kedua lelaki itu adalah tukang cukur di pasar yang di panggil pemilik perusahaan untuk menghukum kelima karyawan.
Setelah sekian lama berontak dan menangis Dewi dan Susipun tampaknya mulai pasrah atau energi mereka yang sudah drop akibat pemberontakan tadi.
Tukang cukur itu ternyata memotong tidak memakai gunting tapi langsung mengambil clipper.lalu menempelkan ke depan kepala kedua gadis itu dan mulailah berjalan mencukur bagian depan rambut Susi dan Dewi. Jangan pak! Teriak kedua karyawati itu tapi sia2 tukang cukur itu sudah menjalankan clipper sampai puncak kepala sehingga bagian tengah rambut Dewi dan Susi sudah tidak ada. Kedua karyawati itu hanya bisa menangis,sambil memegangi rambut yang jatuh ke pangkuan sepanjang lebih dari 30 cm. mereka sudah tidak bisa apa apa lagi kecuali hanya bisa pasrah akan hukuman yang harus di terima.
Kedua tukang cukur itu semakin buas menebangi rambut rambut yang menumbuhi kepala kedua karyawati itu. Tidak sampai 15 menit hukuman buat Dewi dan Susi selesai,mereka kini benar benar kelihatan beda dengan sudah tidak ada rambut lagi di kepalanya. Yang tampak hanya gundukan rambut di atas cape di pangkuan keduanya. Cukup banyak potongan rambutnya karena sebelumnya panjang rambut mereka sepunggung. Bedanya rambut Dewi lurus sedang Susi agak bergelombang. Kedua mata karyawati itu tampak sembab karena lamanya mereka menangis waktu di gunduli tadi.
Cape pun dibuka oleh tukang cukur sambil membersihkan potongan rambut dengan sikat rambut.
Kini giliran Maya dan Rere.... Maya berambut lurus sebahu,sedang Rere rambutnya seleher. Sama seperti Dewi Dan Susi mereka juga berontak tidak mau di potong gundul tapi apalah daya kedua satpam itu lebih kuat tenaganya daripada Rere Dan Maya. Mereka kini juga sudah tidak berkutik dalam balutan cape warna pink itu. Tampak tukang cukur sudah memegang clippernya dan siap segera beraksi... Ditundukkanlah kepala kedua karyawati itu dengan di pegang tangan kiri sedang clipper di tangan kanan tukang cukur mulai berjalan Dari tengkuk menuju puncak kepala,gumpalan gumpalan rambutpun mulai berguguran menutupi cape warna pink itu. Kedua tukang cukur itu tampak seperti sedang berlomba siapa yg lebih cepat membuat kedua gadis itu botak. Begitu buasnya mereka menjalankan clippernya di kepala kedua karyawati yang masih terlihat tidak bisa menerima hukuman itu dan masih menangis sesunggukan. Tapi apalah daya Maya dan Rere mereka tidak mampu meredam keganasan dua tukang cukur itu. Tampaknya semakin banyak saja rambut yang berjatuhan meskipun tidak sebanyak saat Susi dan Dewi tadi. Setelah berkali Kali mengulang jalannya clipper di kedua kepala gadis itu akhirnya sudah tidak tidak terlihat lagi rambut di kepala keduanya. Air mata masih saja menetes dari kedua mata mereka walaupun tukang pangkas itu sudah melepas cape warna pink itu Dari tubuh Maya dan Rere.
Kini tampak 4 gadis berseragam kantor tanpa rambut di kepala. Mereka masih saja menangis sambil menyaksikan Arman rekan mereka yang tampak lebih pasrah berhadapan dengan tukang cukur. Ya mungkin karena dia lelaki jadi bukan masalah yang besar baginya.... Pemilik perusahaan yang sedari tadi memperhatikan karyawannya menjalani hukuman yang di berikan tampaknya tersenyum puas. Sambil berujar," saya harap kalian mengerti maksud Dari hukuman yang saya berikan sehingga ke depannya kalian lebih berhati- hati lagi dalam bekerja."
Apakah pemilik perusahaan itu hair fetish juga ya? Tidak Ada yang pernah tahu....
Ternyata permasalahan tidak berhenti di situ. Keempat karyawati itu beserta keluarganya tidak terima dan melaporkannya ke pihak berwajib. Sang pemilik perusahaan pun harus berurusan dengan polisi. Namun dia tidak lama dalam tahanan Dan kini perusahaannya semakin besar dengan ribu an karyawan menggantungkan hidupnya dari situ.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar