Minggu, 28 Desember 2014
Punishment in the Police Station
Sekitar satu minggu lalu seorang komandan polisi wanita yang baru menjabat itu mengadakan inspeksi kepada anggotanya. Salah satu yang menjadi obyek pemeriksaan adalah penampilan Dari anak buahnya. Ibu komandan baru itu mendapati seorang polisi wanita bawahannya mewarnai rambutnya. Dia memerintahkan bawahannya itu untuk memperbaiki penampilannya dan jika perintahnya tidak di indah kan akan ada hukuman untuk polisi wanita bawahannya itu.
Seharian setelah inspeksi Ibu komandan Ada panggilan ke pusat agendanya satu minggu disana. Polisi wanita yang diwarnai rambutnya itu pun ternyata belum memperbaiki penampilannya. Masih terlihat rambut model bob seleher warna kecoklatan. Dia berpikir nanti saja kalau Ibu komandan sudah mau pulang Dari Jakarta baru dia cat hitam lagi rambutnya. Tapi ternyata Ada hal di luar dugaan.....
Baru 3 hari di Jakarta,Ibu komandan sudah kembali lagi ke kantor. Mengetahui komandannya sudah kembali berkantor Dan rambutnya belum dia warnai hitam lagi,polisi wanita anak buah Ibu komandan baru itu pun gugup Dan ketakutan. Apalagi pembawaan dan penampilan Ibu komandan dengan kulit hitam Dan rambut kriting semakin menciutkan nyali polwan bawahannya itu. Polwan itu sadar bahwa dengan dia tidak indahkan perintah maka dia harus siap menerima hukuman.
Dan benar saja ketika tanpa sengaja berpapasan Ibu komandan menghentikan langkahnya dan memanggil nama polwan bawahannya itu...
"siap!" jawab polwan itu.
Tanpa banyak berbicara Ibu komandan menarik topi yang dipakai polwan bawahannya itu.
" Kenapa belum kamu laksanakan perintah dari saya?" tanya Ibu komandan dengan logat Ambon nya.
" siap, maaf saya belum sempat komandan."
" Kamu pikir saya main main ya?" kata Ibu komandan itu sambil memerintahkan semua bawahannya untuk berkumpul di halaman.
Setelah semua berkumpul seperti hendak upacara,komandan itu menyuruh polwan yang rambutnya diwarnai untuk maju ke depan. " Ini adalah contoh sebuah ketidakdisiplinan,yang seharusnya tidak dilakukan kita sebagai polisi. Ini contoh juga tidak mematuhi perintah atasan Dan pantas mendapat hukuman."
Lalu Ibu komandan itu mengeluarkan gunting Dari saku celananya.
Kres..Kres...Kres dengan tanpa ampun Ibu komandan memotong rambut bawahannya. Seragam polwan itupun kini dijatuhi potongan potongan rambutnya sendiri. Polwan pembangkang itu hanya bisa diam pasrah sambil meneteskan air mata,percuma dia berontak atau minta ampun. Dia menyadari semua ini salahnya sendiri. Ibu komandan benar benar ingin menghabisi rambut bawahannya itu.
" Ini adalah contoh hukuman agar kalian selalu ingat akibat Dari ketidakdisiplinan Dan tidak mematuhi perintah atasan."ucap Ibu komandan sambil memerintahkan seorang anak buahnya mengambil kan clipper yang sudah disambungkan ke colokan listrik. Clipper yg biasa digunakan untuk menggunduli rambut tahanan.
Klak! Dengung mesin clipper mulai terdengar lalu ibu komandan menempel kan clipper itu ke kepala bawahannya Dan....
Terlihatlah gumpalan rambut yg mulai menjatuhi seragam polisi wanita itu. Benar benar tanpa ampun clipper itu di jalankan untuk membabat habis rambut anak buah yang tidak patuh itu. Dengan menggigit bibir menahan tangis polwan itu tak mampu menahan derasnya air mata yang mengaliri pipinya.
Tampaknya Ibu komandan sudah puas Dan menyudahi hukumannya. Polwan tidak patuh itu kini terlihat gundul kepalanya. Dengan seragam yang dipenuhi potongan rambut. Lalu Ibu komandan pun membubarkan barisan anak buahnya sambil mengakhiri dengan kalimat," Semoga menjadi pelajaran buat semuanya,karena kita adalah abdi masyarakat yang harus memberikan contoh yang baik juga pada masyarakat."
Setelah itu polwan yang sekarang berkepala botak berlari menuju kamar mandi,menangis sambil membersihkan potongan potongan rambut di seragam Dan tubuhnya.
Menyesali kekonyolan yang dia perbuat sehingga harus menerima hukuman seperti ini....
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar